Minda Bisnis

Dulu, dulu sekali, ketika saya masih awal-awal bekerja. Tidak pernah terpikirkan untuk investasi properti. Apalagi saat masih bujang, gaji yang masuk ndak pernah terpikirkan mau diapakan, yang penting kebutuhan dasar terpenuhi ya sudah.

Lantas saat menikah, mau ndak mau harus berpikir rumah tinggal.Lantas dalam perjalannannya sedikit demi sedikit berkenalan dengan entrepreneurship. Ikutlah saya dalam bisnis properti kecil-kecilan. Pernah beli 3 buah kios kecil di Balikpapan, kemudian beli 3 kavling dilokasi yang berbeda dan juga membeli sebuah rumah.

Kas saya tersedot untuk transaksi properti tersebut, salah satunya saya belum punya sebuah bisnis yang dapat berjalan.

Saat mengikuti sebuah training EU Entrepreneur University, saya mendapat pencerahan dari Pak Purdi “Purdie Candra” bos Primagama. Dan saat itulah saya bergabung dengan EU-2 di Balikpapan. Banyak pencerahan yang saya dapatkan dari para mentor, mulai keberanian memulai bisnis, mengelola kas, sampai level eksekusi.

Waktu terus berlangsung sampai saya tamat mengikuti kurikulum EU-2 dan sempat benchmark ke Jogjakarta, mulai dari Bakmi Mbah Mo, Soto Kadipiro dan beberapa industri kerjaninaan yang luar biasa.

Kembali ke properti, resep Pak Purdie adalah :

Mulailah dari Bisnis
Bagi Anda yang masih muda, saya sarankan ndak usah dulu tergiur mengelontor uang hasil kerja Anda ke invetasi properti. Jika Anda mengelontorkan semua investasi ke properti maka kita akan kekurangan cash flow. Biasanya pekerja pemula tidaklah begitu besar gajinya jika dibanding dengan pekerja senior. Lebih baik memulai berbisnis. Kelebihan uang konsumsi bulanan kita dapat dimanfaatkan untuk memulai usaha kecil-kecilan untuk mendapatkan cash daripada dibenamkan untuk membeli properti.

Disini kita tidak akan mengalami pelambatan dalam belajar bisnis. Semakin tua usia kita semakin riskan kita berbisnis. Berbisnislah sejak muda, karena bisnis itu tidaklah segampang menghitung diatas kertas. Saya temui banyak kegagalan yang dialami jika kita memulai usaha saat usia sudah lanjut. Jiwa bisnis itu dibangun dalam sebuah proses, tidak bisa sim salabim. Dengan membangun jiwa bisnis sejak usia muda akan memperkokoh kita khususnya minset saat tua.

Selagi muda lebih baik kita jungkir balik dengan kegagalan serta menghabiskan kegagalan itu daripada memendamnya diusia tua. Saat muda ketika terjatuh tidak terlalu berat untuk bangun, tetapi tatkala tua, bangun dari sebuah kegagalan sangatlah sulit dan menyisakan trauma yang kuat.


Kemudian Masuk Properti
Nah, ketika usaha sudah memberikan cashflow, maka carilah leverage (pengungkit) usaha dengan berinvestasi dengan properti. Invest ketika sudah punya cash flow yang bagus akan memberikan value yang sangat baik bagi bisnis kita. Usaha ditambah properti akan menjadi pengali yang sangat menguntungkan.

Cara ini banyak dipakai oleh para pengusaha kawakan. Setelah meraka menyiapkan cashflow melalui sebuah usaha mereka melebarkan sayap dengan berinvestasi di sektor properti. Selain dari kenaikannya umumnya diatas suku bunga bank, properti juga dapat disekolahkan untuk mendapatkan cash flow yang mana dapat diputar memperkokokh cashflow usaha. Inilah rahasianya.


Kemudian Masuk Bursa
Nah, terus terang saya tidaklah paham banyak tentang bursa. Intinya, saat bisnis berkembang, untuk mendapatkan cashflow yang lebih besar, maka memperoleh dana dari masyarakat melalui penjualan saham sangat menguntungkan. Wow…Memutar dana dari masyarakat untuk memperbesar usaha. Dari sinilah mereka tumbuh menjadi besar dan besar.

Sudah siapkah Anda berinvestasi di sektor properti ? Mulailah bisnis dulu sebelum melakukan itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments: