Laba Pisang Goreng Masih Renyah

Laba Pisang Goreng Masih Renyah
Selasa, 19 Mei 2009 | 13:53 WIB

KOMPAS.com — Salah satu penganan yang terbilang terus banyak peminatnya adalah pisang goreng. Memang, bisnis pisang goreng tidak se-booming saat munculnya pisang pontianak beberapa tahun lalu. Namun, masih ada celah di bisnis ini.

Salah seorang yang merasakan nikmatnya bisnis pisang goreng ini ialah Antonius Dendron yang mengusung merek Planet-Kripsy Kreme atau disingkat Pisang Goreng Planet.

Antonius menjajakan pisang goreng nan renyah sejak Desember 2006 di depan kampus Sanatha Darma dan Atmajaya, Yogyakarta. Hingga kini, omzetnya stabil, yakni sekitar Rp 300.000 per hari. Setelah dikurangi berbagai biaya, seperti biaya bahan baku, gaji dua pegawai, dan sewa tempat, dia menikmati laba bersih 25 persen dari omzet.

Antonius membuka usaha ini setelah melihat fenomena booming pisang pontianak tiga tahun lalu. Lantaran biaya menjadi terwaralaba atau mitra pisang goreng pontianak dengan merek terkenal sangat mahal, Antonius pun membuat merek sendiri.

Tak hanya itu, dia pun mengklaim punya keunggulan sendiri. "Pisang goreng buatan saya meski berbalut tepung tebal, tapi tidak mengandung banyak minyak," katanya. Selain itu, dia juga menyajikan 10 rasa selai yang membalut pisang gorengnya.

Berkat keunggulan itu, pisang goreng Planet berhasil memikat banyak penggemar. "Maka, awal 2008 saya buka kemitraan," ujar Antonius.

Cukup Rp 6 juta saja

Sambutan pasar lumayan bagus. Setahun setelah melempar konsep kemitraan, Antonius berhasil menancapkan 32 booth alias gerobak Pisang Goreng Planet di 13 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, Batam, dan Riau.

Untuk merjadi mitra Pisang Goreng Planet, Anda harus menyediakan modal Rp 6 juta. Dari jumlah itu, Rp 3 juta untuk biaya kemitraan selama tiga tahun. Sisanya untuk pembelian beragam fasilitas, semisal booth, kompor, tabung gas, dan wajan kapasitas 10 pisang sekali goreng. Si mitra juga berhak atas peralatan promosi dan pelatihan dua karyawan.

Si mitra juga harus menyediakan tempat usaha dengan luas minimal 2 x 2 m untuk tipe booth. Tipe lain, yakni kios, minimal 3 x 4 m. Booth Pisang Goreng Planet menjual tiga menu, yakni pisang goreng berbalut tepung krispi biasa, pisang goreng berbalut saos karamel berbentuk dadu, dan pisang berbalut kulit risol. Harganya Rp 2.000-Rp 6.000 per buah.

Antonius mengharuskan mitranya membeli beberapa bahan, yakni adonan pisang yang harganya Rp 250-Rp 500 per buah, tergantung jenis produk. Kemudian, tepung renyah Rp 250-Rp 500 per buah, tergantung jenis produk. Adapun untuk selai buah, mitra boleh atur sendiri. Namun, jika membeli ke Antonius, harganya Rp 300 per pisang.

Antonius menjanjikan mitra bisa balik modal dalam 4 bulan sampai 6 bulan. Itu jika mitra bisa meraih omzet Rp 150.000-Rp 250.000 per hari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

marketing

Evolusi Marketing, dari Transaksi ke Kolaborasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Sama seperti bidang lain, dunia marketing pun mengalami evolusi. "Pada tahun 1950-an tipenya marketing transaksi, tahun 1980-an marketing relationship dan pada tahun 2000 sampai sekarang marketing kolaborasi," kata Philip Kotler saat Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).

Marketing transaksi yang terjadi tahun 1950-an memiliki ciri banyak perusahaan terlibat dalam transaksi di pasar saham, sebagai tempat yang paling bernilai. Kedua, pembelinya pasif. Mereka banyak ditargetkan dengan penawaran-penawaran. Ketiga, konsep perusahaannya menciptakan nilai untuk konsumen. "Berikutnya, interaksi konsumennya elicit needs dan solicit feedback," ungkap Philip.Sementara ciri marketing relationship antara lain, pertama, hubungan antarkonsumen berlaku untuk jangka panjang. Kedua, pasar adalah tempat di mana banyak nilai ditampilkan. Ketiga, portofolio dari bentuk relasi akan bisa diolah. Keempat, mencoba menarik, mengembangkan dan memelihara keuntungan dari konsumen. Kelima, mengamati konsumen dan mempelajari serta belajar menyesuaikan diri dengan keinginan konsumen.

Lalu bagaimana wajah dunia marketing sejak tahun 2000 hingga sekarang? Hal pertama ditunjukkan dengan wajah pasar sebagai tempat berkumpulnya nilai-nilai yang disepakati dengan banyak dialog. Kedua, pengalaman bersama untuk mencipta. Ketiga, mengikat konsumen untuk menciptakan nilai yang unik. Dan terakhir, melakukan dialog aktif dengan lonsumen dan komunitasnya.


Where do We Go from Here?
Warren Buffett
"Hermawan Kartajaya adalah pakar pemasaran dari Indonesia. Sejak tahun 2002, ia menjabat sebagai Presiden World Marketing Association (WMA) dan oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris (CIM-UK) ia dinobatkan sebagai salah satu dari "50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing". Saat ini ia juga menjabat sebagai Presiden MarkPlus, Inc., perusahaan konsultan pemasaran yang dirintisnya sejak tahun 1989. Selain aktif menulis buku-buku seputar dunia bisnis dan pemasaran Indonesia maupun internasional, ia juga kerap diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum di berbagai negara."
Taufik
"Taufik bergabung di MarkPlus, Inc sejak 1 Agustus 1995 dan telah menjalani berbagai posisi di tiga unit bisnisnya: MIM (bergerak di education), MarkPlus Consulting (bergerak di marketing and strategy consulting) dan MarkPlus Insight (bergerak di survey pemasaran). Saat ini, selain menjadi Chief Executive MarkPlus Insight, Taufik juga menjadi Chief Business Officer MarkPlus, Inc sebagai koordinator bisnis di 6 industry practices MarkPlus, Inc: Consumer; Communication, High-tech and Media (CHM); Automotive, Transportation and Logistic (ATL); Financial Services Industry (FSI); serta Resources and Public Services."
Selasa, 26 Mei 2009 | 07:27 WIB

Warren Buffett punya prinsip investasi yang sederhana tapi sangat kuat.

Takutlah ketika yang lain serakah, dan serakahlah ketika yang lain takut, begitu kata Buffett yang mulai bekerja pada usia 13 tahun sebagai pengantar koran. Buffett itu sendiri mulai memperkenalkan prinsip investasinya ketika memberikan kursus di Columbia University mengenai bagaimana berinvestasi di bursa Wall Street pada saat ia berusia 21 tahun. Dan Buffett bukan hanya sekedar ngomong tapi juga mempraktekkannya.

Dengan memulai bisnis di bidang investasi dengan mendirikan sejumlah partnership untuk berinvestasi saham, di tahun 1965, pada saat ia berusia 65 tahun, ia memulai sebuah langkah besar dengan membeli saham sebuah pabrik tekstil, Berkshire Hathaway. Setahun kemudian, ia mengambil kendali penuh atas perusahaan tersebut, kemudian melepas partnership-nya dan akhirnya pelan tapi pasti mengarahkan perusahaan tersebut sebagai kendaraan investasinya. Melalui kendaraan investasinya inilah, aplikasi dari prinsip investasinya mulai terlihat jelas.

Dengan jeli ia mengidentifikasi saham-saham yang punya fundamental bagus, tapi ternyata undervalued. Karena percaya dengan fundamental perusahaan dan tentu saja business landscape-nya, ia pun kemudian membeli saham-saham yang semacam itu. Dalam perjalanan waktu, ternyata saham-saham tersebut memang stabil dalam kondisi performansi yang terus menguat dari waktu ke waktu.

Kejadian semacam itu terus berulang, dan karena sedikit yang menandingi, ini membuatnya menjadi apa yang disebut sebagai "Oracle of Omaha", dimana Omaha adalah kota dimana ia tinggal dan bekerja. Harus diakui, kejeliannya mengidentifikasi dan mengkoleksi value stocks, memang sulit tertandingi. Padahal ia sebetulnya hanyalah salah satu dari sekian penganut fanatik aliran investasi value stock.

Tentu saja, tidak selamanya ia mengambil keputusan yang tepat. Tapi, ia tetap kukuh pada prinsipnya untuk tidak investasi saham hanya gara-gara banyak orang yang ingin membeli sehingga harga sahamnya terus bergerak naik dan tidak mau berinvestasi pada saham-saham yang secara fundamental bagus, hanya gara-gara tidak ada yang berani melakukannya. Secara demonstratif, ia mempraktekkan prinsip investasinya dengan membeli saham sejumlah perusahaan Amerika yang dinilai bagus fundamentalnya, pada saat Wall Street anjok, sebagai akibat dampak krisis keuangan global, dan kemudian menuliskan alasannya di koran New York Times, 17 Oktober 2008.

Memang anjloknya bursa Wall Street –dan bursa saham lain di berbagai penjuru dunia– tidak lantas berhenti gara-gara langkah Buffett itu. Tapi, kalau tidak ada langkah seperti yang diambil Buffett, bisa jadi kondisi akan menjadi lebih parah. Dimana mood orang akan buruk, sekalipun ada perusahaan dan produk yang bagus, sehingga bisa mengancam kondisi perekonomian.

Memang di Indonesia, bursa saham baru diakrabi sebagian kecil kalangan. Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebetulnya belum merupakan representasi perekonomian Indonesia. Tapi apa yang terjadi di Wall Street terjadi juga di BEI dimana orang ketakutan untuk berinvestasi gara-gara indeks yang anjlok, sekalipun ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh pada saat negara-negara tetangga turun drastis tingkat pertumbuhannya, dan yang lebih penting lagi, ada banyak saham di BEI yang secara fundamental bagus tapi tidak mendapat apresiasi selayaknya.

Pengalaman kami melakukan studi untuk penulisan KOMPAS100 Corporate Marketing Cases, termasuk saham yang tidak masuk daftar KOMPAS100, menunjukkan adanya dua hal yang saling berkaitan yang menyebabkan fundamental perusahaan tidak dilihat secara seksama. Pertama adalah belum dikenalnya metode sederhana, sehingga bisa diaplikasikan banyak orang, tapi powerful, untuk melihat fundamental perusahaan. Di awal tulisan serial KOMPAS 100 kami menyebut pendekatan David Besanko, yang menggabungkan analisa keuangan dengan strategy value, yang setelah kami analisa sebagian besar adalah mengenai marketing value yang intinya adalah Positioning-Differentiation-Branding (PDB).

Prinsip PDB ini cukup sederhana, yaitu mengidentifikasi positioning dari sebuah perusahaan berdasarkan solid-nya differentiation yang dimiliki. Dan yang menarik, dalam studi dan penulisan KOMPAS100 ini sebetulnya sudah ada sejumlah emiten yang mencoba menciptakan positioning, tapi ternyata diferensiasinya tidak menunjukkan semacam itu. Dan kalau differensiasinya tidak mendukung bisa-bisa emiten akan over promise under deliver.

Di pihak lain, ada emiten yang tampaknya tidak begitu peduli untuk menunjukkan apa saja diferensiasi yang dimilikinya. Yang dianggapnya penting hanyalah karena kondisi berada di suatu sektor industri yang sedang dalam kondisi ekonomi bagus. Mungkin tidak akan jadi soal, kalau sektor industrinya memang menjadi bintang di pasar modal untuk periode yang cukup panjang, dan pilihan di sektor tersebut juga terbatas.

Tentu saja, ada emiten yang PDB-nya speaks for itself. Kebetulan, emiten semacam ini memang punya performansi yang bagus, untuk periode yang cukup lama. Dimana performansinya yang bagus tersebut membuat emiten tersebut menjadi pilihan.

Yang menjadi masalah, jumlah emiten yang punya PDB yang kuat dan gampang dikenali orang, jumlahnya sedikit. Padahal untuk membesarkan bursa, dibutuhkan jumlah emiten yang banyak yang idealnya punya positioning yang clear dan differentiation yang solid sehingga brand emiten juga dikenal luas. Dan setelah melakukan studi untuk penulisan KOMPAS 100 Corporate Marketing Cases, kami melihat potensi besarnya jumlah emiten yang punya PDB yang bagus.

Terkait hal tersebut terakhir, maka kami ingin menggarisbawahi isu kedua yang bisa jadi membuat fundamental perusahaan tidak banyak dilihat. Ternyata banyak emiten yang masuk di daftar KOMPAS 100 per Februari 2009, yang memberikan informasi yang terbatas mengenai perusahaan dan produknya. Bagi kami di MarkPlus, Inc, yang dalam pekerjaan sebagai researcher melalui MarkPlus Insight ataupun konsultan marketing strategy melalui MarkPlus Consulting, yang terbiasa berurusan dengan informasi terbatas atau minim, kondisi semacam itu bukan soal besar.

Tapi bagaimana dengan calon-calon investor lain, yang tidak punya cara menyiasati informasi yang terbatas? Boleh jadi, faktor semacam inilah yang ikut berkontribusi membuat banyak calon investor yang sebetulnya sudah melihat pasar modal sebagai alternatif investasi memutuskan untuk mengurungkan niatnya. Tentu saja, kalau hanya mengandalkan pada sedikit investor, kondisi BEI juga akan rentan.

Karena itu, serial tulisan dan buku KOMPAS 100 Corporate Marketing Cases diharapkan bisa memicu calon-calon investor dan sebetulnya juga investor sekarang, untuk melihat elemen-elemen 4C (Change, Competitor, Customer, Company), PDB (Positioning-Differentiation-Brand), dan 9 Core Elements of Marketing yang sebetulnya akan menjadi panduan bagus tidaknya performansi perusahaan di masa depan. Untuk 4 C-nya, kebanyakan emiten sudah mencoba melakukannya. Tapi untuk PDB dan 9 Core Elements of Marketing-nya belum banyak yang melakukan eksplorasi yang pada akhirnya bisa diharapkan menarik calon-calon investor.

Kalau gerakan dari sisi investor dan emiten, yang antara lain dipicu dari KOMPAS 100 Marketing Cases, bisa bertemu, diharapkan yang namanya, melihat dengan jernih fundamental perusahaan, bisa menjadi kebiasaan. Siapa tahu dari orang-orang yang terbiasa melakukan hal tersebut nantinya bisa muncul banyak Warren Buffett dalam skala yang lebih kecil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kotler: Ini Abadnya Asia


Memburuknya perekonomian dunia, antara lain, bisa dilihat dari garis pada papan penunjuk pergerakan bursa di Seoul, Korea Selatan, 7 Oktober 2008.
Rabu, 27 Mei 2009 | 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan di Asia memiliki karakter dan stategi yang berbeda dengan di Eropa dan Amerika. Tak heran bila periode sekarang ini di mana krisis sedang melanda dunia, Asialah yang memimpin. Periode ini menjadi abadnya Asia.

Keyakinan tersebut diungkap Bapak Marketing Modern Philip Kotler saat Seminar "Marketing in Turbulent Times" di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).

"Pada saat krisis, India mengalami pertumbuhan terbaik 6,5 persen. Dan komunitas negara Asia pertumbuhannya 4,1 persen," kata Philip. Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai perbandingan, Amerika dan Kanada mengalami pertumbuhan sebesar 3 persen.

"Namun, komunitas Asia sudah bisa sampai 4-5 persen. Bahkan untuk China pada tahun 2008-2009 pertumbuhan ekonominya 9 persen," ungkap Philip.

Berdasarkan tempat terbaik untuk mengembangkan bisnis, tambah Philip, Singapura menduduki rangking pertama dari 181 negara di dunia. "Negara Asia lain yang masuk peringkat adalah Hongkong dan China di peringkat ke-4, Jepang di 12, Thailand di 13, Malaysia di 20, dan Korea peringkat ke-23," tutur Philip.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kiat Menjalankan Marketing Zaman Ini

Kiat Menjalankan Marketing Zaman Ini
Philip Kotler
Rabu, 27 Mei 2009 | 19:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi perubahan yang berarti di zaman ini, teknik pemasaran juga mesti memperhatikan beberapa hal penting.

"Anda harus lebih fokus budaya setempat, harus punya penghargaan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai yang berlaku," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).

Selain itu, ada 7 kiat yang layak diperhatikan menurut Kotler, antara lain:

1. Perusahaan mesti memberikan pelayan yang terbaik

2. Harus menjual pengalaman, emosi dan karya otentik

3. Harus membangun hubungan yang baik pada konsumen

4. Harus punya relasi dengan media, blogg, dan situs-situs pertemanan yang melibatkan banyak orang atau komunitas

5. Harus mampu mengembangkan dengan cepat sistem dan perencanaan

6. Harus mampu mengukur hasil-hasil dan akuntabilitas perusahaan

7. Harus menyeimbangkan penghargaan kepada para pemegang saham

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Philip Kotler: Think Customers and You'll Be Save

Bapak Marketing Modern Philip Kotler saat memberikan Seminar Sehari "Marketing in Turbulent Times" di Ballroom Hotel Indonesia Kempenski Jakarta (27/5).
Rabu, 27 Mei 2009 | 19:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mengakhiri seminar sehari bertajuk "Marketing in Turbulent Times" pada hari Rabu (27/5), Prof Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia: "Think customers and you'll be save". Artinya kurang lebih, rengkuhlah para pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.

Seminar di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, dan diselenggarakan atas kerja sama Kompas Gramedia, Markplus Inc, dan BRI Prioritas itu berlangsung menarik. Kotler di penghujung seminar menjelaskan masa depan marketing yang akan ditandai dengan kolaborasi antara produser dan seluruh stakeholder, termasuk pelanggan tadi.

"Collaborative marketing antara lain ditandai dengan co-created experiences," kata Kotler. Ia menjelaskan, keterlibatan pelanggan dalam menghasilkan produk yang lebih baik menjadi bagian penting dari model pemasaran masa kini.

Ia mencontohkan tentang pelibatan komunitas sepeda motor. Mereka diundang oleh perusahaan tertentu untuk memberikan sumbangan pemikiran guna memperbaiki produk motor yang menjadi idola mereka itu.

"Belum semua perusahaan memasuki collaborative marketing secara utuh," ujarnya. Sebagian baru memasuki fase relationship marketing, yang sifatnya lebih menjaga hubungan antara produsen dengan konsumen. Namun ini masih lebih baik daripada sekedar transactional marketing, yang muncul pada era 50-an.

Kepada ratusan hadirin yang tampak betah mengikuti seminar dari pagi hingga petang itu, Kotler menjelaskan evolusi marketing mulai dari era 50-an sampai era 2000-an, yang ia sebut financially-driven marketing.

Masing-masing era menciptakan istilah tersendiri dalam dunia marketing, yang berlaku baik pada masanya. Tetapi selayaknya sebuah evolusi, makin ke sini makin kompleks sejalan dengan kemajuan ekonomi dan industri komunikasi.

Dalam bahasa Inggrisnya yang sangat jelas dan tidak rumit itu, Kotler, yang hari ini berusia 78 tahun, itu merumuskan pola marketing masa depan itu sebagai Marketing 3.0, yang bukunya segera diluncurkan.

Marketing nantinya tidak hanya menyentuh pikiran dan hati pelanggan, tetapi juga harus sampai pada penciptaan semangat (spirit) di antara para pelanggan. Sehingga, suatu perusahaan tidak hanya mampu membuat sekadar lebih baik atau berbeda dengan kompetitornya, tetapi juga bahkan mampu membuat perbedaan.

Kotler malam ini menghadiri jamuan makan malam (gala dinner) yang diselenggarakan oleh Kementerian Budpar. Pada kesempatan itu, Kotler akan diangkat oleh Pemerintah Indonesia sebagai Dubes Pariwisata Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

YPU Platform Ceburi Perniagaan

Dato' Mohamed beramah mesra dengan wartawan yang hadir pada majlis Ramah Mesra YPU - Media di Ri-Yaz Heritage Resort & Spa, Pulau Duyong. -Foto SHUHAIMI AHMAD
Oleh : AIDA ABD RAHMAN

Pegawai yang pernah berkhidmat di Yayasan Pembangunan Usahawan (YPU) mampu memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki bagi mendekati dan memahami peranan usahawan di kawasan masing-masing apabila bertukar ke jabatan lain.Malah, mereka bukan hanya menjadi pegawai kerajaan, sebaliknya mereka mampu menjadikan bidang tugas terdahulu sebagai platform menceburi perniagaan dan berkongsi pengalaman dengan pihak lain bagi memajukan lagi prospek perniagaan.Pengerusi Jawatankuasa Pembangunan Luar Bandar, Usahawan dan Koperasi Negeri, Dato’ Mohamad Awang Tera, berkata pegawai di YPU memiliki karakteristik tersendiri untuk membimbing usahawan lain dan mencapai kejayaan dalam perniagaan.

“Mereka bukan setakat menjadi pegawai kerajaan, tetapi mereka menjadikan pengalaman dan pengetahuan yang diperolehi di YPU sebagai platform untuk berjaya.“Apabila mereka menghayati tugas, mereka lebih mudah mendekati dan memahami kehendak usahawan di kawasan masing-masing,” kata beliau ketika Majlis Ramah Mesra YPU Bersama Media, di Ri-Yaz Heritage Resort & Spa, Pulau Duyong, Kuala Terengganu, semalam (26 Mei).
Dato' Mohamed menyampaikan hamper cabutan bertuah kepada wartawan Berita Harian Hanissyah.
Hadir sama, Pengurus Besar YPU, Haji Azmi Razik dan Presiden Kelab Wartawan Terengganu, Encik Ayob Mamat serta kira-kira 50 tetamu dari pelbagai agensi media tempatan.Terdahulu, Haji Azmi dalam ucapannya berharap semua pihak perlu berusaha dan memandang ke depan serta mengorak langkah bagi menjadikan Terengganu sebagai hab melahirkan usahawan di negara ini.Katanya, menerusi Pelan Strategik YPU bagi tempoh lima tahun lagi, seramai 3,800 usahawan baru akan lahir dari seluruh Terengganu.“Peluang terbuka luas dengan kemudahan dan bantuan memulakan perniagaan yang disediakan pelbagai pihak khususnya daripada kerajaan dan YPU sendiri bagi melahirkan usahawan terbaik yang mampu memberikan kebaikan untuk rakyat,” katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Lambaian Homestay Kachong Darat


JALAN masuk ke perkampungan Homestay Kanchong Darat.

Panorama indah selain pelbagai hidangan menarik yang disajikan pasti memikat pengunjung, pelancong

RIMBUNAN bunga orkid pelbagai warna yang tumbuh mekar dilihat cantik menghiasi kediaman, seolah-olah mendiami rumah yang dikelilingi taman bunga. Ia pasti mampu memikat sesiapa saja yang memandangnya ditambah pula dengan oksigen segar yang dibebaskan oleh bunga-bungaan itu. Panorama indah ini dapat dilihat di perkampungan Homestay Kanchong Darat, Banting, Selangor, satu lokasi pelancongan keluarga yang wajar dikunjungi untuk merehatkan minda selepas penat bekerja.

Terletak kira-kira empat kilometer dari pekan Banting, nama Kanchong Darat bermaksud bekas air yang diperbuat daripada buluh. Perkampungan homestay yang mampu menempatkan 80 orang pada satu-satu masa itu membabitkan 38 rumah dengan 95 peratus penduduk terdiri daripada masyarakat Jawa.

Bermula sebagai perkampungan homestay pada 1998, pengunjung pasti terpesona dengan kehijauan alam semula jadinya, di samping menikmati udara segar dan menerima layanan mesra penduduk.

Senyuman mesra tidak lekang di bibir mereka menyambut kunjungan pelancong tempatan, mahupun luar negara.

PENDUDUK Kanchong Darat, Lailiah Samingan membakar bahulu dengan menggunakan arang.

Menariknya, pelancong boleh memilih untuk berkampung di sini berdasarkan kehendak mereka di kediaman yang disediakan untuk perkampungan homestay itu dan menyertai aktiviti desa bersama pengusaha dengan bayaran berpatutan.

Pelancong dapat merasai pengalaman manis, selain menjalin hubungan akrab dengan penduduk Kampung Kanchong Darat yang peramah melalui aktiviti yang dijalankan, di samping menjamah hidangan ala Jawa yang disajikan.

Bagi mereka yang ingin mendalami budaya masyarakat Jawa, perkampungan homestay itu mampu memberikan pengalaman manis hidup dalam kepompong masyarakat ini dengan tradisi perkahwinan mengikut adat dan makanan tradisi termasuk nasi ambeng, emping, bahulu dan makanan berasaskan ubi seperti 'lemet' dan 'ketiwol'.

Pengunjung akan disajikan dengan hidangan nasi ambeng yang menjadi satu kemestian. Ia dihidangkan dalam dulang bersama lauk pauk seperti ayam masak kicap, serunding, sayur-sayuran dan ikan masin, untuk dinikmati empat atau lima orang.

TAMAN rekreasi di Homestay Kanchong Darat.

Keenakan hidangan nasi ambeng ini menjadi tarikan utama bagi pelancong yang tidak pernah merasai nikmat makan beramai-ramai, sekali gus dapat mengeratkan hubungan silaturahim di antara penduduk kampung dan pelancong.

Pengurus Homestay Kampung Kanchong Darat, Mahyuddin Bakar, 64, berkata perkampungan homestay itu ditubuhkan bagi menyuburkan tradisi masyarakat Jawa yang semakin dilupakan selain memajukan perusahaan kecil seperti membuat kerepek, tempe, bahulu dan emping.

Katanya, kebanyakan pengusaha masih menggunakan cara lama dalam menghasilkan kuih tradisional.

"Dalam membuat kuih bahulu misalnya, sabut kelapa dan arang masih digunakan untuk membakar berbanding bahulu yang banyak terdapat di pasaran kini, yang menggunakan ketuhar.

"Pelancong juga berpeluang membuat bahulu tradisional di sini, selain melihat proses pembuatan emping melinjau. Emping melinjau berasa sedikit pahit, tetapi enak dimakan sebagai makanan ringan seperti kerepek," katanya.

Kulit buah melinjau yang berwarna merah dikupas dan diambil bijinya. Kemudian bijinya akan digoreng tanpa menggunakan minyak. Selepas masak, kulit luar biji melinjau akan dikupas sekali lagi lalu ditumbuk menggunakan penukul untuk dijadikan kepingan emping, seolah-olah membentuk kepingan kerepek. Ia kemudian dijemur sebentar sebelum digoreng dan sedia dimakan.

'Lemet' adalah lepat yang diperbuat daripada ubi yang diparut manakala keharuman aroma daun pisang yang membalutinya pasti membangkitkan selera sesiapa saja untuk menikmati makanan tradisi ini.

Mahyuddin berkata, 'ketiwol' adalah makanan masyarakat Jawa, yang diperbuat daripada tepung ubi, dengan disirami air, membentuk seperti adunan kulit karipap yang tidak cukup air dan dikukus sebelum digaulkan bersama parutan kelapa dan gula.

Selain makanan, perkampungan homestay ini turut menyediakan permainan desa seperti tarik upih, gasing, ting-ting, batu seremban dan galah panjang.

Homestay Kampung Kanchong Darat mula dikenali selepas rumah contoh milik Misnan Kariyo, 68, dan isterinya Tuminan Mokri, 63, memenangi banyak anugerah seperti landskap terbaik anjuran pengurusan homestay dan Kementerian Pelancongan.

Katanya, pengusaha homestay dilatih dan diberi kursus untuk program homestay ini bagi memastikan pelancong berpuas hati dengan layanan yang diberikan dan kembali semula ke perkampungan itu pada masa akan datang. Beliau berharap usaha perkampungan homestay itu dapat dipertingkatkan, di samping membentuk keharmonian masyarakat yang lebih padu, dan mendapat perhatian kementerian untuk menaikkan taraf pengusaha kecil supaya lebih berdaya maju.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Austin Mini ceriakan hari

Kereta yang dibeli pada harga RM12,000 itu diberi nama Hip Hop. Azharina mengakui keretanya setakat ini mudah dikendalikan tanpa perlu berdepan dengan banyak masalah.


TIDAK akan membawa kereta ini untuk tujuan membeli-belah kerana bimbang tidak cukup ruang untuk mengisi barang.


SEMUANYA bermula apabila penyanyi bersuara serak-serak basah, Azharina Azhar atau Azharina ingin membelikan sebuah kereta untuk adik kesayangan, Mohd. Adam My. Ahmad Al-Azhar, 15.

Waktu itu, adik lelakinya ingin memiliki sebuah kenderaan yang dapat digunakan untuk ke sekolah dan berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal mereka di Puchong, Selangor.

Ditambah pula, Adam merupakan seorang individu yang cukup menggilai kereta yang juga menjadi kegilaan seluruh ahli keluarga. Justeru, Azharina sanggup memperuntukkan sejumlah wang untuk melunaskan hajat adiknya.


SANGGUP berhabis RM23,500 untuk mencantikkan kereta Austin Mini 850 tahun 1976 miliknya.





Menurut Azharina, kereta Austin Mini 850 buatan tahun 1976 itu dibeli melalui seorang jirannya yang berbangsa Cina kira-kira empat tahun lalu.

"Pada mulanya, adik saya mahukan Volkswagen lama sebagai kereta pertama miliknya.

"Suatu hari, saya terlihat kereta ini dan hati terus menyukainya sedangkan adik saya yang ingin membelinya.

"Keterujaan saya pula yang lebih berbanding adik sendiri. Saya segera ke rumah pemilik kenderaan itu dan menunggu di luar rumahnya.

"Terkejut tidak terkata apabila anjing tuan rumah tiba-tiba muncul di depan dan menyalak bagai hendak gila.

"Nasib baiklah kami tidak diterkam oleh haiwan itu," katanya sambil tertawa ketika ditemui pada sesi fotografi Ini Mobilku di Cheras, Kuala Lumpur baru-baru ini.

Sambung wanita berusia 24 tahun itu, dia kemudian bertemu dengan pemilik Austin Mini berkenaan dan berbincang lebih lanjut tentang penjualan kereta tersebut.

Alhamdulillah, saya dapat membeli kereta itu pada harga RM12,000. Dicampur dengan prosedur tukar hak milik dan menukar dokumen, jumlah keseluruhan pembelian kereta ini adalah sebanyak RM14,000.

"Sewaktu kali pertama mendapat kereta ini, saya terkejut besar melihat kondisinya yang teruk dan nampak macam besi buruk sahaja."Saya tidak mampu membayangkan bagaimana keadaannya. Hanya Allah sahaja yang tahu rupanya pada waktu itu," jawab Azharina.Enggan membuang masa disebabkan hati sudah tidak sabar-sabar untuk melakukan modifikasi terhadap kereta klasik itu, maka Azharina segera menghantarnya ke bengkel."Banyak jugalah wang yang saya keluarkan untuk memperbaiki kereta ini menjadi sebuah fizikal yang antik dan menarik.

"Saya tukar enjin, tempat duduk kulit, penghawa dingin, memasang kipas dan bermacam-macam lagi hingga wang saya habis dalam anggaran RM23,500.

"Biarpun begitu, saya gembira dengan perubahan kereta ini. Ia kelihatan comel apabila berada di jalan raya," jelas Azharina sambil tertawa riang.Cuma apa yang membuatkan Azharina tersentak apabila adiknya tidak menjaga kereta tersebut dengan sebaik-baiknya."Adik saya sekadar bawa kereta ini tanpa menjaga kebajikannya yang disifatkan sebagai kereta klasik. Hakikatnya, ia memerlukan sepenuh penjagaan apatah lagi usianya sudah mencapai hampir setengah abad."Suatu hari apabila adik saya ingin pulang dan menetap semula di kampung halaman saya di Sabah, dia minta kebenaran saya untuk membawa sekali kereta ini bersama-samanya.

"Saya tidak setuju sebab tahu dia tidak akan menjaganya dengan baik. Biarlah kereta ini terus tinggal dengan saya."Sekurang-kurangnya, saya boleh memandu ke mana-mana. Bentuknya yang kecil memudahkan pergerakan untuk saya ke mana-mana."Kini, saya menjadi pemilik sebenar kepada Austin Mini ini," terang Azharina yang kini semakin popular dengan lagu terbarunya, Rasa.

Ceriakan hari orang lain

Bercakap pengalaman memandu kereta tersebut, Azharina memberitahu, ia mudah dikendalikan tanpa perlu berdepan dengan banyak masalah."Selalunya kereta lama, ada sahaja ragamnya sehingga menyusahkan pemiliknya. Namun, hal itu tidak terjadi pada kereta ini," ujarnya yang memberitahu bahawa dia lebih suka memandu kereta ini ke pejabat yang terletak hanya lima minit dari kediamannya di Puchong, Selangor.Menurutnya, selain itu, saiznya yang kecil memudahkan Azharina meletakkannya di parkir walaupun terpaksa 'menyelit' di antara kenderaan yang banyak terdapat di kawasan pejabat.

"Kalau hendak lepak atau bersantai di pusat beli-belah sekitar Kuala Lumpur, saya juga akan memandu kereta ini."Biasanya, saya akan pandu kereta ini ke Pavilion pada waktu petang bersama-sama pekerja saya."Lebih mudah untuk kereta ini 'mencelah' di sana dan sini jika berlaku kesesakan lalu lintas.

"Cuma, saya tidak boleh bawa kereta ini kalau hendak membeli-belah. Setakat berjalan-jalan okeylah, sebab takut tidak cukup ruang untuk saya masukkan barang-barang yang dibeli nanti," akui Azharina yang sudah menanam impian untuk membeli sebuah lagi kenderaan sama ada baru atau lama pada tahun depan.


KERETA comel kesayangan Azharina ini tidak banyak menimbulkan masalah.


Dalam pada itu, Azharina melihat kereta miliknya ada signifikan kepada orang lain. Jangan terkejut kerana beritahunya, Austin Mini itu mampu menceriakan hari sesiapa sahaja yang melihatnya di jalanan."Saya pernah berdepan dengan peristiwa sekumpulan budak-budak yang terlihat kereta ini tersenyum sendirian melihat warnanya yang cukup unik."Bukan sahaja budak-budak, malah ada juga warga tua yang tergelak melihat keistimewaan kereta saya," ungkit Azharina tentang kereta yang dimilikinya itu.Sempat membongkar rahsia diri, Azharina mengakui kereta Austin Mini itu mempunyai nama yang agak menarik. Barangkali ada sesetengah pihak beranggapan gelarannya tidak sesuai dengan rupa kereta itu."Jangan main-main kerana kereta ini saya namakannya Hip Hop. Ia menunjukkan bahawa tuan punya kereta ini juga gila-gila dan santai," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sa Sa hargai pelanggan


CORINA (kiri) bersama pengurusan kanan Sa Sa dari Hong Kong pada majlis pelancaran semula outlet Sa Sa di pusat beli-belah Mid Valley.


SELEPAS 11 tahun berada di pasaran Malaysia, Sa Sa menyambutnya dengan pelbagai acara meriah untuk meraikan pengguna setia. Ditubuhkan pada 1978 di Hong Kong, syarikat peruncit kosmetik dan kecantikan itu juga meraikan ulang tahun ke-31 penubuhannya.

Selepas majlis pertandingan haruman terbaik tahun lalu, Sa Sa membuka tirai tahun ini dengan tiga program hebat bagi meneruskan momentum dalam melonjakkan Sa Sa sebagai butik pilihan pengguna.

Program paling ditunggu-tunggu oleh pelanggan setia Sa Sa sudah tentulah peraduan Pretty In Pink Anniversary Lucky Dip yang mencari siapakah pemenang pelbagai hadiah. Ini termasuklah sebuah kereta Perodua Myvi, telefon bimbit, komputer riba, kamera digital dan iPod.

Selain itu, dua lagi acara yang tidak kurang hebatnya adalah pelancaran semula outlet Sa Sa di pusat beli-belah Mid Valley. Menjadi antara outlet perintis di negara ini, butik di Mid Valley menerima pengubahsuaian baru dengan wajah yang lebih segar.

Program ketiga yang dianjurkan oleh Sa Sa untuk menghargai pelanggannya adalah kempen Beautiful Prices yang berlangsung pada penghujung April hingga awal Mei lalu.


MEI YEN menjadi pelanggan bertuah Sa Sa apabila pulang dengan sebuah Perodua Myvi.


Menurut Naib Presiden Kanan merangkap Pengurus Besar Sa Sa (M) Sdn. Bhd., sejak 11 tahun lalu, Sa Sa telah berkembang menjadi sebuah rangkaian peruncit yang meliputi pelbagai lokasi di negara ini. Sa Sa kini menjadi antara pusat sehenti penting bagi pelanggan yang menitikberatkan soal kecantikan. "Sehubungan itu, tahun ini Sa Sa menghargai pelanggan setianya dengan mengadakan pelbagai aktiviti menarik," katanya semasa melancarkan wajah baru outlet Sa Sa di Mid Valley baru-baru ini.

Jelas beliau, outlet Sa Sa di Mid Valley sudah menjangkau usia sembilan tahun dan menjadi antara outlet paling sibuk dalam kalangan 25 outlet Sa Sa di negara ini.

"Kami membuat keputusan untuk melakukan ubah suai dan memberikan sentuhan dekorasi yang lebih segar bagi perkhidmatan dan keselesaan yang lebih baik kepada para pelanggan," ujarnya.

Selain itu, peraduan Pretty In Pink Anniversary Lucky Dip juga merupakan satu lagi bentuk penghargaan Sa Sa buat para pelanggan setianya.

Dalam peraduan itu, Chan Mei Yen @ Ellen Chan menjadi pelanggan bertuah Sa Sa dengan membawa pulang hadiah utama sebuah Perodua Myvi manakala Ng Pin Lim pula memenangi sebuah komputer riba Sony Vaio.

Hadiah kamera digital Sony Cybershot Skinny T pula menjadi milik Then Fu Seng diikuti hadiah telefon bimbit Pink LG Ice Cream dimenangi oleh Darshini a/p R. Selvaratnam.

Seiring dengan warna rasmi Sa Sa, semua hadiah yang ditawarkan itu berwarna merah jambu.

Dalam pada itu, Corina berkata, kempen Beautiful Prices ini diadakan untuk membantu wanita dan lelaki terus tampil cantik, segak dan harum walaupun pada waktu ekonomi yang kurang memberangsangkan.

"Menerusi kempen ini, kami memilih produk-produk terlaris di rak Sa Sa untuk ditawarkan pada harga promosi yang menarik. Produk premium yang berkualiti pada harga yang lebih murah, bukankah itu berita baik untuk pengguna?" katanya.

Antara jenama kosmetik yang menyertai kempen tersebut adalah A'kin, Skinlite, Methode Swiss, Dr.G, Cyber Colors, Maybelline, Poss, ROC, Silky Girl, L'Oreal dan Kanebo. - ZAMRI RAMBLI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

2 anak ibu tunggal dapat ijazah kelas pertama


Intan Shafinaz (kiri) dan Intan Natasha mencium Faezah selepas Majlis Konvokesyen UiTM di Shah Alam semalam.


SHAH ALAM - Seorang ibu tunggal, Faezah Yaacob, 54, gembira bercampur sedih menyaksikan dua anak perempuannya menerima Ijazah Sarjana Muda Kelas Pertama pada Majlis Konvokesyen ke-70 Universiti Teknologi Mara (UiTM) di sini semalam.

Lebih membanggakan Faezah yang merupakan suri rumah apabila kedua-dua anaknya iaitu Intan Shafinaz Abdul Azim, 29, daripada program Ijazah Sarjana Muda Seni Lukis dan Seni Reka dan Intan Natasha, 24, yang mengikuti pengajian Ijazah Sarjana Muda Teknologi Percetakan turut menerima Anugerah Naib Canselor selepas masing-masing mendapat Purata Nilai Gred Kumulatif (PNGK) 3.80 dan 3.68.

Faezah yang merupakan balu kepada Kapten Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) berpangkalan di Sandakan, Sabah, Abdul Azim Abdul yang meninggal dunia akibat paru-paru berair 14 tahun lalu ketika ditemui berkata, dia bersyukur dan amat berbangga dengan pencapaian kedua-dua anaknya itu.Walaupun dia terpaksa berhadapan dengan pelbagai cabaran membesar dan mendidik dua anak gadis bersama seorang lagi anak lelaki sulungnya sendirian, namun melihat mereka berjaya mencatatkan keputusan cemerlang adalah saat yang amat mengharukan."Saya gembira kerana walaupun berstatus ibu tunggal, saya tetap berjaya membesarkan anak-anak dengan baik."Malah, saya bersyukur apabila kejayaan ini bukan sahaja dapat memenuhi impian saya tetapi juga impian dan amanat arwah suami," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Minyak kelapa dara Sungai Besar


Natharuddin berbangga dengan minyak kelapa dara yang dihasilkan sendiri.

Khasiat minyak kelapa dara sememangnya telah tersebar bukan saja di kawasan Asia tetapi ke seluruh dunia.Kelapa dulunya sering dikaitkan dengan kolestrol kerana dibayangi pelbagai keburukan yang memudaratkan kesihatan.Kini minyak kelapa dara menjadi rebutan kerana khasiatnya yang telah diiktiraf secara saintifik.

Meninjau potensi minyak kelapa dara yang boleh berkembang lebih jauh, Natharuddin Jamaluddin, 51, mengambil inisiatif mempelajari kaedah memproses minyak kelapa dara.

Beliau mula meminati minyak kelapa dara selepas melawat beberapa pameran pertanian berhampiran Sungai Besar, Selangor."Selepas itu saya mula mengikuti kursus kaedah menghasilkan minyak kelapa dara yang diadakan oleh Pusat Latihan Pertanian di Serdang, Selangor," katanya semasa ditemui di Pusat Pemprosesan Minyak Kelapa Dara, Pejabat Pertanian Batu 39, Sungai Besar, Selangor.Sementelah itu harga kelapa adalah rendah dan boleh didapati dengan banyak, menyebabkan beliau menjalankan usaha menghasilkan minyak kelapa dara sepenuh masa.

Bagaimanapun, perniagaan yang dijalankan sebaik tamat habis kursus itu menyebabkan Natharuddin mengalami kerugian."Ketika itu saya banyak membuat eksperimen dan belum lagi mahir dalam kaedah pemprosesan yang betul."Walaupun telah menjalani kursus, membuat sendiri memerlukan keazaman yang kuat untuk berjaya," katanya.Natharuddin berkata, bagi menghasilkan minyak kelapa dara memerlukan kelapa yang betul-betul tua atau telah gugur.Menurutnya, apa saja jenis kelapa boleh digunakan asalkan sudah cukup matang atau tua.

Bagi menghasilkan satu liter minyak kelapa dara, Natharuddin memerlukan 10 hingga 20 biji kelapa.Kelapa yang telah siap diparut akan diperah untuk diambil santannya dan ditambah air paip dengan nisbah 1:1.Santan tadi akan ditambah dengan lapisan minyak kelapa dara dan disimpan selama lapan hingga 15 jam pada suhu bilik.

"Minyak kelapa dara yang diletakkan di atas lapisan santan tadi bertindak sebagai 'umpan' atau pemangkin dalam penghasilan minyak kelapa dara," katanya.Selepas 15 jam akan terdapat tiga lapisan dengan lapisan minyak kelapa dara di tengah-tengah.Lapisan minyak tadi akan diasingkan dan ditapis menggunakan kertas turas atau tisu dengan kapas.Selepas itu hasil turasan akan dibekukan bagi mengasingkan getah kelapa yang menyebabkan bau tengik.

Selepas minyak tadi cair, ia akan dituras dua kali lagi dengan menggunakan lapisan kapas lebih ketat yang mengambil masa lebih kurang lima hari."Biasanya proses menghasilkan minyak kelapa dara mengambil masa lebih kurang seminggu," katanya.Natharuddin berkata, secara purata beliau boleh memproses sehingga 200 biji kelapa sehari bagi menghasilkan 10 liter minyak kelapa dara bergantung kepada permintaan.Mengenai pasaran, beliau menjalankan pemasaran secara kecil-kecilan dan menerusi ekspo dan pameran.Mereka yang berminat untuk mendapatkan minyak kelapa dara Natharuddin boleh menghubunginya di 019-2991347.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bisnes keluarga diladang buaya tertua


LADANG buaya Teluk Sengat telah menternak buaya spesies Crocodilus porosus sejak tahun 1979 lagi.


Menyusuri ladang kelapa sawit di kiri kanan bahu jalan raya Teluk Sengat yang terletak kira-kira setengah jam daripada Johor Bahru, anda mungkin tidak menyangka di sini terdapat sebuah ladang buaya.

Ladang buaya milik keluarga Ng yang terletak di Kampung Belanding, kira-kira 20 minit pemanduan daripada Kota Tinggi itu telah menternak buaya spesies Crocodilus porosus sejak tahun 1979 lagi.

Ia kini diuruskan oleh Ng Cheng Chiew, 50, anak sulung dari 10 beradik bersama isterinya, Ng Siew Eng. Cheng Chiew mewarisi ladang buaya seluas lapan ekar yang dikatakan tertua di negara ini daripada bapa dan datuknya, Ng Chin Chew yang juga pengasas penternakan buaya tersebut.

Kini dua anak lelakinya, Ng Zeng Hui, 18 dan Ng Zi Hui, 16 juga mulai mahir dengan pemeliharaan buaya.

Sebelum kewujudan ladang buaya itu, keluarga Ng asalnya adalah nelayan keturunan Teochow dan memiliki seekor buaya yang diturunkan dari generasi ke generasi sebagai haiwan peliharaan.

Kini, buaya di situ telah pun berusia lebih 130 tahun dan masih sihat serta ditempatkan di sebuah petak individu khas.

Nyata buaya yang telah kehilangan semua giginya itu masih menjadi tarikan utama Ladang Ng dan masih mampu memberi aksi menarik apabila diacah dengan makanan oleh 'penjinak buaya'.

Atas dasar minat dan kasih sayang datuk Cheng Chiew terhadap reptilia itu, dia telah mengumpul buaya yang ditemui nelayan-nelayan dan seterusnya melebarkan perniagaan keluarga daripada nelayan biasa menjadi pembiak buaya.

Siapa sangka ladang yang telah diusahakan selama tiga generasi itu meskipun kelihatan amat ringkas telah berkembang dan menempatkan kira-kira 1,400 ekor buaya serta pada waktu-waktu tertentu mampu menghasilkan sumber pendapatan yang lumayan kepada keluarga Ng.

Merawat asma

Percaya atau tidak dengan harga daging buaya melebihi RM80 sekilogram, seekor buaya dewasa yang boleh mencapai berat hingga 300 kilogram mampu menghasilkan pendapatan yang mencecah RM1,500 untuk setiap buaya.

Kata Cheng Chiew, daging buaya amat enak dihidangkan sebagai sup malah menurutnya amat berkesan untuk merawat asma.

Selain menjual kepada beberapa restoren makanan Cina di Johor Bahru, beliau juga membuka tempahan dan memasakkan sup tradisional Cina kepada pengunjung ladang.

Bagaimanapun, mereka menghadapi masalah menjual kulit-kulit buaya yang masih disimpan meskipun mereka mempunyai permit untuk menjualnya.

Ketiadaan pelanggan adalah masalah utama memandangkan beliau tiada orang tengah atau pengilang bagi memproses kulit-kulit tersebut.

Walaupun, perniagaan buaya boleh dikatakan mampu menjana hasil lumayan, Cheng Chiew yang turut mempunyai perniagaan bot nelayan, tidak menafikan hasil ladang buayanya amat terjejas ekoran kemerosotan ekonomi.

"Ramai orang sudah tidak mahu berbelanja atau mengadakan jamuan lagi kerana mahu berjimat, ini menyebabkan restoran juga tidak lagi membeli daging buaya. Sedangkan kos makanan dan penjagaannya amat tinggi," keluhnya.

Bagi mengekalkan kesihatan dan memelihara kualiti, sangkar-sangkar buayanya perlu kerap dibersihkan secara berkala, jadi beliau menggunakan sekitar 20 orang tenaga pekerja untuk melakukannya.

Kos makanan juga, ujarnya, sangat tinggi. Dia perlu memberi makan kepada seribu ekor buaya yang berusia dua tahun ke atas yang mana setiap seekor memerlukan sebanyak enam atau tujuh ekor ayam atau daging lembu beku setiap kali makan.

Makan udang

Lain pula kisahnya dengan anak-anak buaya yang berusia kurang dua tahun. Sekitar 400 ekor buaya kecil diberi lebih perhatian di sangkar khusus di kediaman Ng dengan kumpulan buaya paling muda berusia kira-kira tujuh bulan. Anak-anak buaya ini diberi makan udang tanpa kulit setiap hari.

Terbaru, bilangan buaya ladang Ng bertambah lagi sebanyak 13 ekor yang baru menetas dua minggu yang lepas. Bayi-bayi buaya itu memerlukan penjagaan yang lebih terperinci dan ditempatkan di dalam bekas istimewa kerana ia tidak boleh hidup dalam persekitaran yang terlalu sejuk atau panas.

Mereka juga tidak boleh terlalu lapar atau kenyang kerana dikhuatiri jatuh sakit. Oleh itu, kata Cheng Chiew, anak-anak buaya itu dijaga sepenuh masa oleh emaknya, Tan Tuay Siang, 70, di kediaman Ng.

Keluarga Ng tidak mempunyai banyak masalah memelihara 1,400 buaya mereka. Malah semasa banjir besar yang menjejaskan seluruh Johor hampir dua tahun lepas, kawasan ladang Ng sama sekali tidak terjejas ekoran dibina di lokasi yang amat strategik.

Jelas Cheng Chiew lagi, buaya-buayanya amat sihat dan bilangannya pasti meningkat setiap tahun. Seekor ibu buaya di ladang boleh bertelur sehingga 1,000 biji telur setahun. Sarang buaya yang menempatkan telur-telur akan dijaga dengan ketat oleh ibu buaya yang garang.

Tetapi bukan semua berjaya ditetaskan ekoran ancaman pemangsa seperti biawak dan ular. Juga banyak daripada telur yang rosak sehingga menyebabkan kadar kemandirian telur yang berjaya ditetaskan hanya sekitar 20 hingga 40 biji sahaja.

Buaya-buaya muda yang masih boleh membiak ditempatkan di dalam petak separa kolam berpasir besar, manakala buaya-buaya yang lebih tua berusia sekitar 90 tahun di tempatkan dalam petak-petak individu khas.

Hubungi 07-8955220 untuk maklumat lanjut atau bagi menempah lawatan berpandu ke ladang yang beralamat No. 58, Jalan Belanak, Kampung Belanding Teluk Sengat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Dari air ke manisan tebu


Wan Hamidatun Wan Ishak membantu ibunya Hindon Abdullah menghasilkan air manisan tebu di rumah mereka di Kupang, Kedah.

Biasanya kita tidak akan merasai kepuasan dengan hanya sekali meminum airnya. Air tebu sememangnya minuman yang popular terutama ketika dijadikan penghilang dahaga ketika umat Islam berbuka puasa di bulan Ramadan.

Kita juga mengetahui, tebu adalah tanaman yang digunakan untuk menghasilkan gula yang menjadi keperluan bagi segenap manusia.Namun di sebalik keenakan airnya agak jarang bagi kita mengetahui air tebu boleh menghasilkan produk lain yang mampu menjadi daya tarikan terbaru dalam dunia makanan.

Manisan tebu satu lagi produk berasaskan air tebu yang begitu manis tetapi mengambil masa yang agak panjang untuk menghasilkannya.

Dua beranak di Kampung Tiak Kupang, Kedah mencetuskan idea baru mengeluarkan produk manisan tebu selepas kebun tebu yang seluas lebih satu hektar digunakan sepenuhnya untuk menambah pendapatan keluarga.

Hindon Abdullah,53, dan anaknya, Wan Hamidatun Wan Ishak, 24, yang mengusahakan kebun tebu ternyata tidak mempersiakan kerana memanfaatkan tebu bagi menghasilkan produk yang boleh dipasarkan dengan meluas.Menjelaskan lebih lanjut Hindon berkata, selain menjual tebu dan airnya, beliau terfikir manisan tebu yang biasanya menjadi amalan orang terdahulu yang mengilhamkan pelbagai makanan untuk memenuhi cita rasa masing-masing."Oleh kerana pengeluaran tebu yang semakin banyak menyebabkan kami berusaha mengeluarkan manisan tebu istimewa ini," katanya.Menurut Hindon, walaupun proses membuat dan menghasilkan manisan tebu agak rumit dan mengambil masa yang lama, namun dia tekad untuk terus menjalankan perniagaan ini kerana mampu menambah pendapatan keluarganya.

Hindon menambah pada peringkat awal dia hanya memproses air tebu pada jumlah yang sedikit iaitu antara 30 hingga 50 kilogram sekadar mencuba."Selepas manisan tebu dihasilkan saya hanya menjual secara kecil-kecilan di tepi jalan berhampiran rumah," ujarnya.Tetapi ibu kepada enam anak ini tidak menjangka sambutan yang agak menggalakkan sehingga menerima banyak tempahan daripada orang ramai.

Tambahnya, pasaran pertama datang dari Kelantan kerana dia menjual ditepi jalan Kupang ke Grik dan Kelantan.Manisan tebu keluaran Syarikat Gadis Tebu Enterprise ini ternyata kini menembusi bukan sahaja pasaran tempatan malah mendapat tempahan dari peniaga dari Pulau Pinang, Kelantan, Kuala Lumpur dan Johor Baharu.

Dari satu mesin memproses air tebu, kini syarikat berkenaan mempunya tiga mesin bagi mempercepatkan pengeluaran manisan tebu.Bagi Wan Hamidatun, proses membuat manisan tebu memerlukan ketelitian termasuk memilih tebu terbaik bagi mengelak manisan mudah masam."Proses memilih tebu perlu dibuat dengan teliti kerana jika tersilap menyebabkan manisan menjadi masam," katanya.Mengenai proses membuat manisan, Wan Hamidatun berkata, selepas proses memilih tebu beliau akan mengikis batang tebu bagi membuang debu untuk mengelak termasuk ke dalam airnya selepas diperah.Kemudian tebu akan dimasukkan ke dalam mesin bagi mengeluarkan airnya dan ditapis.

Menurut Wan Hamidatun, proses menapis dilakukan sebanyak dua kali bagi membuang sisa yang termasuk ke dalam airnya.Proses seterusnya ialah memasak air tebu itu yang mengambil masa sekurang-kurangnya enam jam.Kini kedua-dua beranak tersebut mampu mengeluarkan antara 100 hingga 150 kilogram manisan air tebu.Manisan yang siap dimasak akan disejukkan sebelum dibotol dan dilabelkan.

Tambah Wan Hamidatun, manisan tebu yang seberat 340 mililiter akan dijual dengan harga RM5.00 sebotol.Selain dimakan begitu sahaja manisan tebu akan lebih enak lagi jika dicecah dengan roti.Kebiasaan orang tua dahulu memilih manisan tebu untuk dimakan dengan ubi kayu atau dibuat pengat.Penangan manisan tebu akan lebih bermakna dicecah dengan ubi kayu yang dimakan bersama parutan kelapa sudah cukup kesedapannya.Bagi Wan Hamidatun, dia begitu teruja untuk memasarkan produk keluaran syarikatnya memasuki pasar raya besar kerana dia yakin produk seperti itu belum pernah menakluki pasaran tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kasut koleksi terbaru Jimmy Choo


rekaan berasaskan renda hitam terus menjadi pilihan.

Tiada siapa yang tidak mengenali jenama Jimmy Choo. Jenama fesyen eksklusif dari London itu khususnya paling terkenal dalam penghasilan kasut wanita buatan tangan.

Percaya atau tidak pereka asal jenama itu, Datuk Jimmy Choo, anak tempatan yang lahir dari keluarga pembuat kasut Pulau Pinang, telah mereka kasut pertamanya semasa berusia 11 tahun.Rekaan dan kehalusan hasil kerja tangannya mula menjadi sebutan di dalam dunia fesyen apabila tampil dalam lapan muka surat majalah Vogue pada 1988 yang segera melonjakkan namanya ke persada fesyen antarabangsa.

Minat mendiang Princess of Wales, Puteri Diana, terhadap hasil pereka asal itu, terus menaikkan imejnya ke peringkat lebih elit di kalangan kerabat diraja dan sosialit.

Kini, meskipun pereka hebat itu tidak lagi bersama jenama Jimmy Choo, jenama itu tetap unggul dan masih menjadi lambang status serta keanggunan wanita aristokrat.Daripada puluhan item yang direka untuk koleksi Jimmy Choo tahun ini, kasut tinggi Faye Lace Pump adalah item musim bunga dan musim panas tahun ini yang paling terkenal. Ia amat sempurna terutama bagi penggemar penampilan gothik dan klasik.Perincian renda yang unik apatah lagi warna hitam itu sendiri dan renda bercorak bunga menghasilkan aura dan seri kewanitaan pemakai.Ia mempunyai tumit langsing setinggi tiga suku inci, cukup selesa dan sesuai untuk terus menyerlahkan ketinggian pemakai yang boleh mengayakan kasut pump itu dengan yakin sepanjang hari hingga ke malam.Bagaimanapun, kasut yang berharga RM2,291 itu dihasilkan dalam edisi terhad yang mungkin menyebabkan ramai yang menggigit jari.

Untuk peminat jenama ini, koleksi pra-musim luruh, yang bertemakan rock glam termasuk sinambungan gaya renda, gaya neon dan gaya gladiator untuk jalur Loop boleh didapati di butik Jimmy Choo di Suria KLCC.Satu lagi produk paling terkenal untuk koleksi pra-musim luruh 2009 Jimmy Choo ialah beg gelandang Mandah Animal Print yang juga dihasilkan dengan perincian paling teliti dengan corak tapak harimau bintang.Walaupun ia boleh dikatakan sangat mahal, tetapi dijamin sebagai satu pelaburan jangka panjang yang cukup berbaloi. Ini kerana produk itu dihasilkan secara eksklusif dalam kuantiti terhad serta corak dan rekaannya tidak akan lapuk dek zaman.Bukan sekadar beg gelandang, beg tote jenama ini juga pasti menyerlahkan pemakai dalam sebarang situasi. Ia sesuai digunakan sama ada pada acara gala yang anggun atau majlis yang lebih liar tidak kira siang atau malam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Makan donat percuma setahun!


Dari kiri, Bilal Ahmed, Joey Tham, Francis Lee dan Alex Leong meraikan 'kemunculan' pertama Krispy Kreme di Malaysia.

AWAL pagi Isnin itu, sekumpulan remaja berjaya membuktikan kesungguhan apabila sanggup berembun dan berhujan selama lebih 48 jam di tengah-tengah kota. Semuanya gara-gara donat Krispy Kreme.

Kedengaran seperti kerja gila, namun enam pelajar Sekolah Seri Suria (SSS) Kuala Lumpur ini turut mendapat kebenaran dan sokongan daripada ibu bapa untuk 'berkampung' di perkarangan pusat membeli-belah demi mengejar gelaran orang pertama merasai donat Krispy Kreme di Malaysia.

Hadiah utamanya juga cukup lumayan iaitu bekalan donat percuma selama setahun atau sedozen Krispy Kreme's Hot Original Glazed seminggu untuk dikongsi bersama rakan-rakan dan keluarga.Pemenang bertuah yang membawa pulang hadiah utama Golden Ticket (Tiket Emas) itu adalah pelajar tingkatan lima, Joey Tham Li Yen, 17, yang kecil molek, langsung tidak kelihatan seperti penggemar donat.

"Saya sebenarnya tak suka sangat makan donat tapi setelah merasai Krispy Kreme yang digembar-gemburkan sebagai donat paling lazat di dunia, kini saya mempunyai perspektif baru terhadap donat," ujar Joey.Remaja ini menceritakan bagaimana beliau dan lima sahabatnya dimarahi dan diusir pengawal keselamatan kerana enggan berganjak meskipun waktu perniagaan sudah berakhir.

Mujur ketika itu ada wakil Krispy Kreme menjelaskan keadaan sebenar kepada pengawal tersebut dan memaklumkan gimik pembukaan kedai donat itu kepada anggota polis yang sedang bertugas kira-kira 10 meter dari situ."Bayangkan hanya kami berenam menunggu di depan bangunan besar yang ditinggalkan orang, memang amat menakutkan."Namun pengorbanan yang tidak seberapa dengan berkat sokongan ibu bapa kami semua, akhirnya kami berjaya menempuhi cabaran itu," katanya gembira.Pemenang Silver Ticket (tempat kedua) pula adalah Alex Leong Kok Weng, 17, keenam-enam mereka bersepakat menyahut cabaran Krispy Kreme yang menawarkan donat percuma kepada pelanggan bertuah.

"Kami mencuba sampel donat Krispy Kreme ketika promosi bergerak (roadshow) beberapa bulan lalu dan terus membuat keputusan untuk menjadi pelanggan bertuah itu.

"Memang tidak sia-sia kerana kami berjaya mencapai impian merasai semua jenis donat Krispy Kreme yang sungguh lazat, lembut dan gebu!," ujarnya yang memenangi bekalan donat percuma selama enam bulan.Pemenang Bronze Ticket, Bilal Ahmed, 17, pula tidak menyangka turut terpilih sebagai pemenang meskipun hasratnya sekadar menyokong dan menemani rakan-rakan lain dalam cabaran itu.Katanya, dia pernah merasai donat Krispy Kreme yang dikirim bapanya ketika ke luar negara tidak lama dahulu namun peluang merasai donat segar memang amat dinanti-nantikan.

"Kami gembira melihat sambutan orang ramai sehari selepas kami memulakan usaha beratur di depan Krispy Kreme kerana lama-kelamaan suasana menjadi semakin meriah dengan ratusan orang beratur sejak 7.30 pagi lagi," tambah Bilal.Sementara itu, Pengarah Eksekutif Berjaya Corporation, Datuk Francis Lee berkata, Krispy Kreme pertama di Malaysia itu akan dikekalkan keaslian resipinya dengan bahan-bahan diimport terus dari Amerika Syarikat bagi menjamin keunikan donat yang digemari di seluruh dunia."Kini ia semakin meningkat popular di seluruh Asia dan kami amat mengalu-alukan kedatangannya ke Malaysia," katanya.Krispy Kreme mempunyai 525 cawangan di 16 buah negara termasuk Kanada, Amerika Syarikat, Australia, Puerto Rico, Mexico, United Kingdom, Timur Tengah tidak ketinggalan pasaran Asia seperti Korea, Jepun, Indonesia dan Filipina.

Hari ini keenakan donat premium itu mampu dinikmati rakyat Malaysia dengan cawangan pertama di Berjaya Times Square untuk memudahkan warga kota mendapatkan perisa donat kegemaran mereka.Menurut Francis, rekaan dalaman Krispy Kreme di pusat beli-belah itu banyak merujuk kepada anjakan era jenama tersebut sejak 70 tahun lalu, digabungkan dengan elemen moden untuk mewujudkan suasana selesa, mesra dan ceria kepada para pelanggan.

Kedai seluas hampir 150 meter persegi itu menampilkan Doughnut Theatre yang membolehkan pengunjung menyaksikan sendiri proses pembuatan donat dari awal sehingga akhir.

"Pelanggan boleh melihat ratusan donat melalui proses membakar, diterbalikkan dan disadur di bawah pancuran glis (glaze)," ujar Lee.Tambahnya, sebanyak 18,000 donat dihasilkan setiap hari bagi memenuhi permintaan pelanggan malah orang ramai juga boleh menghasilkan perisa tersendiri mengikut tempahan.Diperbuat daripada resipi rahsia yang sama sejak lebih 70 tahun dahulu, donat ini diwarisi dari generasi ke generasi untuk mengekalkan kesegaran rasa dan tekstur uniknya."Ia digemari di seluruh dunia disebabkan penyediaannya yang segar setiap hari menggunakan campuran donat tersendiri bagi memastikan kualiti yang konsisten," ujar beliau.

Sebanyak 15 variasi donat disediakan antaranya Chocolate Iced Kreme Filled, Cappucino Franco, Powdered Starberry Filled dan Chocolate Iced with Sprinkles.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Upin & Ipin terap nilai 1 Malaysia


Maskot Upin dan Ipin

KARAKTER animasi kembar Upin dan Ipin yang menjadi kegilaan ramai bukan sahaja kanak-kanak malahan golongan dewasa ternyata berjaya mencetus satu lagi revolusi baru terhadap seni hiburan tempatan.

Dua watak comel tersebut telah mula diperkenalkan di TV9 menerusi mini siri yang berdurasi selama tujuh minit di rangkaian itu sepanjang bulan Ramadan sejak dua tahun lalu.

Kekuatan jenama Upin dan Ipin ternyata sukar digugat, apatah lagi filem pertama yang turut menampilkan dua watak tersebut, Geng: Pengembaraan Bermula yang ditayangkan di pawagam bermula 12 Februari hingga 1 April lalu mencatat sejarah tersendiri apabila berjaya mengutip lebih RM6.3 juta.

Kejayaan berganda apabila filem terbitan Les' Copaque Productions (LCP), arahan Mohd. Nizam Abdul Razak itu menerima sijil Malaysia Book Of Records setelah muncul sebagai filem animasi 3D pertama diterbitkan di negara ini.Di atas permintaan ramai, siri yang berjaya mencatat rating melebihi 1.5 juta itu sekali lagi bakal menemui peminat setianya sebanyak 42 episod untuk musim ketiga yang bakal memulakan siarannya di TV9 mulai Ogos ini.Berbeza dengan tayangan dahulu, menurut Ketua Pegawai Eksekutif TV9, Bukhari Che Muda, selain penayangan mini siri selama tujuh minit pada setiap hari Jumaat, Sabtu dan Ahad, ada penambahan satu lagi slot ulang tayang selama 30 minit.

Tambah menarik, siaran untuk musim ketiga itu mendapat tajaan daripada syarikat telekomunikasi terbesar negara, Telekom Malaysia Berhad (TM).Ketua Pegawai Kewangannya, Datuk Bazlan Osman pada majlis menandatangani perjanjian usaha sama dengan LCP memberitahu, kerjasama tersebut dilakukan kerana pihaknya percaya dengan kandungan nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam siri tersebut sejak mula disiarkan."Siri tersebut yang mengetengahkan kehidupan kanak-kanak kembar dan rakan-rakannya yang berbilang bangsa di kampung melambangkan konsep 1 Malaysia."Malah, lebih separuh daripada tenaga kerja di belakang tabir siri tersebut merupakan graduan daripada Universiti Multimedia Malaysia (MMU), milik TM," katanya.Tambah Bazlan, TM yang menyokong penerbitan produk-produk animasi turut merancang penggunaan high speed broadband bagi memudahkan tujuan mempromosi siri tersebut."Selain itu, ia dapat membantu membina jenama TM di kalangan kanak-kanak dan remaja, perkhidmatan tersebut membuka ruang jalur komunikasi untuk mendekati mereka," katanya.Timbalan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan, Senator Heng Seai Kie ketika berucap pada majlis yang sama berkata, sudah tiba masanya para penerbit animasi menghasilkan produk 'berwajah' tempatan."Animasi merupakan medium yang mampu mempengaruhi minda kanak-kanak. Nilai-nilai moral produk animasi barat tidak sesuai dengan budaya masyarakat tempatan."Upin dan Ipin diselitkan dengan kandungan asas budaya serta nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan konsep 1 Malaysia," katanya.

Upin & Ipin: Angkasa pada 2011

Belum lagi reda khalayak memperkatakan tentang kehebatan filem animasi Geng: Pengembaraan Bermula, LCP sudahpun merancang untuk penerbitan filem yang menampilkan si kembar Upin dan Ipin sebagai subjek utama.Menariknya, filem yang bakal menerima sentuhan teknologi stereoscopic 3D yang dikatakan bakal menelan belanja RM6 juta itu bakal menjengah pawagam tempatan pada 2011.Pengarah Eksekutif LCP yang juga pengarah Upin & Ipin, Nizam ketika ditemui memberitahu, filem yang bakal membawa pengembaraan Upin dan Ipin di angkasa lepas itu masih lagi dalam proses penulisan skrip.Malah, katanya filem tersebut bakal diterbitkan dalam dwi bahasa (Melayu dan Inggeris) untuk memudahkan pasaran di peringkat global.

"Kalau boleh untuk filem akan datang ini kita (LCP) nak buat sebaik mungkin. Ramai yang gemarkan watak Upin dan Ipin dan ramai juga peminat yang mahukan kedua-dua watak itu dijadikan watak utama dalam filem sebab untuk filem Geng, Upin dan Ipin hanyalah sebagai watak tambahan."Atas permintaan ramai, kami membuat keputusan untuk menghasilkan Upin dan Ipin dalam bentuk filem pula," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Mofaz Direct sedia peluang perniagaan


JOHARI Ismail bersama Nik Izani Nik Ibrahim (kiri) menunjukkan produk Mofaz Direct yang dilancarkan di Petaling Jaya semalam.

KUALA LUMPUR 29 Mei - Kumpulan Mofaz melancarkan sayap perniagaan baru, Mofaz Direct, khusus untuk menyediakan peluang perniagaan bagi orang ramai yang berminat untuk berniaga.

Mofaz Direct yang mengguna pakai konsep pemasaran pelbagai peringkat (MLM) merupakan sebuah syarikat yang ditubuhkan bagi tujuan pemasaran produk berasaskan kesihatan dan merupakan antara langkah awal syarikat itu untuk ke pasaran global.Ketua Pegawai Eksekutif Mofaz Direct, Johari Ismail berkata, penubuhan dan pembabitan Mofaz Direct di dalam perniagaan jualan langsung berikutan industri itu dijangka berpotensi memberi pulangan lumayan kepada syarikat.

"Sambutan pengguna terhadap barangan yang dipasarkan berasaskan kesihatan dan penjagaan diri mampu untuk bersaing dengan produk yang dipasarkan syarikat MLM di negara ini," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari iniTurut hadir Naib Presiden Kumpulan Mofaz, Datuk Nik Izani Nik Ibrahim.Menurut Johari, konsep MLM yang diperkenalkan oleh Mofaz Direct adalah untuk membantu individu yang hilang pekerjaan atau kemerosotan perniagaan di dalam bidang tertentu yang menggunakan moto 'Kepenggunaan sambil menjana pendapatan' untuk memanfaatkan jaringan di antara pengguna.

Antara produk yang ditawarkan kepada ahli Mofaz Direct serta pelanggannya yang lain ialah Macho, La Famina, Diva, Ostrumilk dan Falisha selain beberapa produk baru akan diperkenalkan dari semasa ke semasa.

Mengulas lanjut katanya, Mofaz Direct menawarkan peluang perniagaan untuk semua peringkat usahawan di dalam jualan langsung dengan barangan yang berkualiti.

Katanya, lesen Akta Jualan Langsung yang baru diperoleh bulan lalu telah memberi keyakinan bahawa syarikat baru yang ditubuhkan itu mampu bergerak pantas sebagaimana syarikat jualan langsung yang lain."Dengan rekod selama 32 tahun di dalam perniagaan, Mofaz mempunyai landasan yang kukuh untuk mengutarakan barangan yang bermutu lagi halal yang kini telah mendapat sambutan hebat di luar termasuk China dan Eropah," katanya.Johari memberitahu, pihaknya kini sedang membawa masuk pakar-pakar di dalam pelbagai sektor bagi mengeluarkan produk-produk bertaraf antarabangsa yang akan ditawarkan menerusi konsep MLM.Selain itu katanya, Mofaz Direct akan mewujudkan pemangkin talian terus ke laman web bagi menyokong fungsi perniagaan syarikat tersebut untuk memberi maklumat terkini tentang produk-produk kepada para ahlinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

gedung tekstil terkemuka Malaysia, Jakel,

Isteri pemilik gedung tekstil Jakel, Farah Haryani, 29, jarang memakai seluar dan blaus.



BAYANGKAN anda diberi peluang untuk memilih tiga daripada 20 kain dengan rekaan atau corak, fabrik dan warna kegemaran. Memeningkan kepala, bukan?

Apakah agaknya perasaan pemilik gedung tekstil yang perlu melakukannya untuk puluhan pelanggan dengan ribuan pilihan setiap hari?"Jenis fabrik, reka corak, warna kain, warna kulit dan jenis pakaian yang akan dihasilkan daripada kain itu adalah antara yang perlu dipertimbangkan semasa membantu pelanggan memilih kain."Kerana bukan semua jenis fabrik boleh dijahit untuk semua potongan dan bukan semua warna sesuai untuk semua warna kulit.

"Itu belum mengambil kira apa yang sedap dipandang pelanggan," ujar Farah Haryani Mohd. Philip, isteri Pengarah Urusan gedung tekstil terkemuka Malaysia, Jakel, Mohamed Feroz Mohamed Jakel, 37.

Kata orang, kalau sudah menjadi pemilik, kerjanya tentu goyang kaki. Namun, akui Farah, dia sama saja seperti wanita bekerjaya yang lain."Orang lihat kami mewah. Tetapi Tuhan itu Maha Adil. Walaupun kami memiliki semua ini (gedung tekstil dengan 18 cawangan di seluruh negara), kami tidak ada masa untuk bersenang-lenang atau bercuti seperti orang lain."Saya sendiri bekerja enam hari seminggu, dari kedai dibuka sehinggalah kedai ditutup. Berkejar ke sana ke mari di dalam gedung tujuh tingkat ini. Itu belum termasuk menjenguk butik Ariani," jelas Farah.Malah Wisma Jakel di Jalan Bunos, Kuala Lumpur itu sahaja sudah menggaji 300 pekerja, menambah cabaran mengendalikan perniagaan yang sudah sedia besar itu.

Kalau ada yang berpendapat pencapaiannya mengagumkan, Farah pula berpandangan sebaliknya."Saya sekadar membantu suami dan keluarga. Tetapi saya puas. Ia adalah kerja keras yang berbaloi," kata anak kelahiran Batu Pahat, Johor itu.


MOHAMED FEROZ

Keseronokan adalah gambaran Farah terhadap peluang melayan pelanggan bertaraf VIP seperti tokoh politik dan orang ternama."Memang pengalaman yang manis (melayan VIP). Saya tidak pernah menyangka dapat berbual dengan mereka. Cara mereka bercakap begitu berbeza berbanding ketika dilihat di kaca televisyen atau yang dibaca dalam akhbar.

"Menariknya, mereka tidak sombong ataupun terlalu cerewet. Namun yang pasti, gemuruh adalah perasaan pertama yang paling saya ingat setiap kali berdepan dengan mereka."Sehingga sekarang saya masih gemuruh," ujar Farah.Bagaimanapun, layanan Farah tidak terhad kepada VIP kerana skop tugasnya meliputi Pegawai Pemasaran untuk Jakel dan menjaga aras empat Wisma Jakel selain mengurus butik Ariani."Mana-mana yang sempat saya layan, saya layan sebolehnya. Tidak timbul isu memilih atau membezakan pelanggan," ujar wanita berketinggian 168 sentimeter itu.

Baju kurung

Ketara murah dengan senyuman, Farah yang berkulit putih gebu dan berlesung pipit tidak segan mengatakan beliau kurang gemar bersolek."Kalau sehari-hari bekerja, saya hanya mengenakan mekap yang nipis. Kalau boleh, saya hendak nampak natural dan biar pelanggan tak terasa kekok dengan saya. Biar mereka rasa saya sama seperti mereka," kata Farah.Namun, penampilan adalah aspek yang sangat dititikberatkan."Saya sukakan fesyen. Tetapi saya lebih cenderung untuk memilih fesyen yang selamat dan tak nampak canggung. Kerana terlibat dalam bidang tekstil, orang mungkin pandang apa yang saya pakai."Hampir setiap hari saya berbaju kurung, kecuali pada hujung minggu ataupun musim puncak ketika kedai dikunjungi ramai pelanggan, barulah saya memakai seluar dan blaus.


FARAH HARYANI tidak menyesal berhenti daripada menjadi guru bahasa Inggeris kerana mahu membantu suaminya di kedai.

"Sepanjang bekerja saya juga lebih kerap memakai kasut bertumit rata kerana saya perlu banyak berdiri," ceritanya.

Mengajaknya kembali ke zaman remaja, Farah hanya tergelak kecil."Saya rasa hidup remaja saya membosankan kerana dipenuhi dengan sekolah dan kelas tuisyen."Emak saya seorang ibu tunggal yang tegas dan mementingkan pendidikan kerana kami terpaksa melalui kehidupan yang sukar setelah pemergian ayah ketika saya berumur lima tahun."Pada waktu itu kami tidak ada tempat bergantung. Emak terpaksa bekerja keras menyara kami sekeluarga, jadi saya fikir dia mahu memastikan kami berpendidikan," kata wanita berdarah kacukan Cina-Punjabi itu.

Bertemu bakal suami di Segamat

Kisah perkenalannya dengan Mohamed Feroz, kacukan India-Melayu, juga bermula daripada ibunya."Kedai kain Jakel dibuka di Segamat (Johor). Emak selalu mengajak saya untuk melihat kain-kain di kedai itu. Pada waktu itu saya berumur 19 tahun dan tidak berminat dengan kain atau baju kurung."Jadi dalam rasa terpaksa, saya ikut saja. Di situlah saya berjumpa dan berkenalan dengan suami. Dia meminta nombor telefon saya, tetapi saya menolak."Selepas melihat cara dia melayan pelanggan, saya mula tertarik kepadanya. Dia berbudi bahasa dan pandai melayan orang tua," kongsinya yang tidak menyangka Mohamad Feroz merupakan anak pemilik kedai itu.Perkahwinan yang hampir mencecah 10 tahun itu, kata Farah, bukan saja mengurniakan mereka dua orang anak, Shierryn Batrisyea, 5, dan Muhammad Farhad, 3, malah ia turut mengajarnya tentang kerja keras dan ikatan kekeluargaan yang kuat.

"Datang daripada keluarga yang besar, suami saya mempunyai 'pasukan' yang sangat kuat. Jakel berdiri hasil kesepakatan 11 adik-beradik (kecuali adik bongsu Mohamad Feroz yang masih bersekolah)."Mereka sentiasa memberi komen dan saling mengingatkan antara satu sama lain. Merekalah orang yang paling kuat berusaha yang pernah saya kenal. Mereka bukan keluarga yang banyak drama."Kata orang, besar periuk, besarlah keraknya. "Namun syukur saya dan suami sudah bersetuju, kerja adalah kerja dan keluarga adalah keluarga. Setiap kali balik ke rumah, kami tidak bawa masalah kerja."Walaupun kepala serabut dengan masalah 18 cawangan kedai, suami tidak pernah lagi sehingga tidak lalu makan memikirkannya," ujar graduan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dalam jurusan Pengajian Bahasa Inggeris sebagai Bahasa Kedua (TESL) itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Usahawan cipta mesin basuh haiwan


SEORANG wanita meletakkan haiwan peliharaannya di dalam mesin Dog-O-Matic di London baru-baru ini.


LONDON - Seorang usahawan England memperkenal mesin membasuh haiwan peliharaan Dog-O-Matic yang akan mula dipasarkan secara komersial di Britain mulai tahun depan.Sebuah akhbar semalam melaporkan, mesin yang mirip sebuah mesin membasuh kereta itu mampu mencuci seekor anjing yang kotor dalam tempoh masa setengah jam.

Penciptanya, Frenchman Romain Jarry berkata, mesin itu mendapat sambutan di tempat asalnya di St Max, Nancy."Mesin itu tidak mengambil tempoh yang lama untuk mencuci seekor anjing cuma proses pengeringan mengambil masa lama sedikit."Haiwan yang hendak dicuci hanya perlu diletakkan di dalam ruang mencuci yang disediakan dan setelah selesai haiwan itu akan keluar dalam keadaan bersih," ujarnya.Menurut Jarry, 31, harga untuk mencuci seekor anjing kecil adalah £13 (RM70), anjing bersaiz sederhana, £22 (RM118) dan £31 (RM167) untuk anjing bersaiz besar manakala kucing dicuci pada kadar anjing bersaiz kecil."Kami sangat berharap ia akan mendapat sambutan hangat dan tempat-tempat lain akan mula membeli mesin itu," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pengasas DCL bergadai demi membantu kakitangan


STAPA Omar (kanan) dan Azlina Che Abdullah (kiri) bergambar bersama penerima Anugerah Piala Datuk Stapa dan Anugerah Piala Datuk Azlina, Mohd. Yaakob Sidi (dua dari kanan) dan Salihah Munawir semasa Majlis Makan Malam Gala DCL di Pusat Konvensyen Sunway Pyramid, baru-baru ini.


INSIDEN-insiden kecil yang berlaku sepanjang perjalanan hidup kita bagi sesetengah orang tidak memberi kesan apa-apa dan 'membuangnya' ibarat mengibas pasir yang melekat pada hujung seluar.

Namun bagi sebilangan orang lain, melihat insiden kecil itu mampu menjadi pencetus dan inspirasi kepada satu perkara yang lebih besar.

Begitulah juga yang dialami oleh pengasas syarikat jualan langsung terkenal, De' Classic Life (M) Sdn. Bhd. (DCL), Datuk Azlina Che Abdullah sebagaimana yang dikongsi beliau pada majlis Makan Malam Gala DCL 2009 di Pusat Konvensyen Sunway Pyramid, Subang Jaya, baru-baru ini.

Katanya, kisah 'kecil' yang berlaku pada awal penubuhan DCL itu tidak akan hilang daripada ingatannya sampai bila-bila.

"Waktu itu seorang pekerja datang meminta bantuan kewangan daripada suami (Pengasas DCL 1, Datuk Stapa Omar) untuk membiayai rawatan anaknya yang cedera.

"Disebabkan baru hendak berniaga bukan kata RM3,000, malah RM30 pun belum tentu kami ada untuk membantu ketika itu," ungkap Azlina.

Dek kerana tidak mahu mengecewakan harapan pekerjanya dan permintaan suami, lantas, Azlina pulang ke rumah dan mengambil satu-satunya gelang emas kesayangan untuk digadaikan.

Dari situ beliau mula mengenali kedai pajak gadai dan demi tanggungjawab, rasa malu serta segan dibuang jauh-jauh.

"Malangnya, nilai gadaian gelang tersebut masih tidak mencukupi dengan jumlah yang diminta pekerja tadi. "Waktu itu apa yang saya buat ialah mengambil beberapa produk DCL dan terus memecut ke tempat letak kereta sebuah pasar raya di Taman Permata, Ulu Klang dan menebalkan muka menjualnya kepada orang ramai yang lalu lalang di situ.

"Akhirnya saya berjaya mengumpul jumlah wang RM3,000 dan membawanya kepada suami untuk diserahkan kepada pekerja kami" ujar Azlina mengimbau kenangan lama.

Benarlah sebagaimana sabda Rasullullah SAW: "Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan kecuali ianya bertambah-tambah."

Dan selepas satu minggu, kata Azlina, muncul seorang pengedar dari Johor ingin membeli stok sebanyak RM30,000.

"Saya mendapat pengajaran daripada kejadian itu bahawa bersedekah dan membantu insan lain pada ketika diri sendiri juga memerlukan bantuan, memberi nikmat 'kemanisan' yang sukar untuk diungkap dengan kata-kata," katanya yang juga pemegang gelaran Wanita Ikon 2008.

Bertitik-tolak daripada peristiwa itu juga, Azlina dan suaminya, memilih tema The More You Give, The More You Get (Lebih banyak kita memberi, lebih banyak kita akan menerima) bagi malam gala tersebut yang diadakan bertujuan meraikan keseluruhan warga DCL.

"Majlis ini juga adalah salah satu cara bagi kami memberi penghargaan kepada pengedar dari seluruh Malaysia dan juga wakil-wakil dari Indonesia, Thailand, Filipina dan Bangladesh," katanya.

Azlina berkata, seramai 3,500 pengedar tahap tertinggi di peringkat domestik dan juga global serta tetamu khas diraikan dalam suasana penuh gilang-gemilang.

"Lebih istimewa malam ini juga kami ingin memberi penghargaan kepada insan di sebalik kejayaan pengedar. Justeru, beberapa anugerah khas seperti anugerah khas ibu bapa, pasangan dan anak-anak telah diwujudkan," katanya.

Sebagai langkah untuk menjaga kebajikan para pekerja, beliau turut mengumumkan penubuhan Tabung Jihad DCL yang berfungsi sebagai badan kebajikan.

"Sebanyak 0.25 peratus daripada hasil jualan syarikat akan diambil untuk mengisi tabung tersebut dan hasil tabungan akan digunakan untuk disalurkan kepada mereka yang memerlukan bantuan," tambah Azlina.

DCL turut memberi penghargaan kepada kakitangan yang telah berkhidmat lebih daripada 10 tahun di mana masing-masing menerima sebuah kereta Gen2 dan sebuah Range Rover.

Majlis dirasmikan oleh Ketua Setiausaha Kementerian Perdagangan Antarabangsa dan Industri, Tan Sri Abdul Rahman Mamat. Hadir sama isteri Menteri Perdagangan Antarabangsa dan Industri, Datin Kamarzan Ahmad Meah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments